Rabu, 22 Oktober 2008

Bijakkah Kita Melihat Kebenaran Ilmu ?

PENDAHULUAN

Perkembangan peradaban manusia jauh lebih cepat dibandingkan dengan makluk lainnya di dunia ini. Sejak kelahirannya di dunia manusia terus berkembang dan mengembangkan dirinya demi mencapai kenikmatan, kesenangan, kesejahteraan, dan berbagai keindahan hidup lain, yang bisa jadi tidak pernah dinikmati oleh binatang, atau makluk lain ciptaan Allah SWT. Peradaban yang terus berkembang pada dasarnya didorong oleh hasrat manusia yang tidak pernah puas dengan apa yang dimilikinya. Manusia selalu ingin mendapatkan lebih dari apa yang dimiliki. Hasrat ini, disatu sisi mendorong manusia untuk terus berusaha melakukan perubahan dan menemukan hal-hal baru, namun di sisi lain sering mendorong manusia terjerumus ke dalam “jurang” yang tidak berujung.

Peradaban manusia pada hakikatnya adalah hasil dari proses upaya manusia untuk menemukan sesuatu yang baru untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Berbagai upaya yang dilakukan manusia berbeda, karena tuntutan kebutuhan yang berbeda. Bisa juga perbedaan tersebut diakibatkan oleh cara dan proses yang dilakukan antara satu manusia dengan manusia lainnya berbeda. Justru perbedaan inilah yang menghasilkan dan memperkaya peradaban manusia tersebut.

Salah satu wujud peradaban manusia yang sangat cepat berkembang adalah dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan pada bidang ini selain mendorong dirinya untuk berkembang juga mendorong bidang lain untuk terus juga ikut berkembang, seperti kemajuan dalam bidang teknologi komunikasi dan informasi yang sangat mengagumkan. Sama halnya dengan bidang lain, sudah menjadi sunatullah, bidang inipun dalam perkembangannya beragam dan bervariasi. Keberagaman ini disebabkan oleh banyak factor diantaranya disebabkan oleh cara, proses, asal-usul, dan hubungannya (epistemology) (Al-Hussaini, 2007) dengan manusia dalam mengembangkan ilmu dan pengetahuan yang menjadi minat dan perhatiannya yang juga berbeda.

Masing-masing bidang tentu memberi dampak dan manfaat yang berbeda bagi kehidupan manusia; masing-masing memberi kepuasan dengan jenis dan tingkat yang berbeda. Sehingga satu bidang ilmu pengetahuan dan teknologi tidak bisa mengklaim bahwa hanya bidangnyalah yang paling benar, paling bermanfaat, dan paling penting dalam kehidupan manusia. Dalam hal ini diperlukan keterbukaan sikap pada setiap individu yang mengembangkan suatu bidang atau disiplin ilmu pengetahuan dan teknologi dan memperhatikan prinsip holistik dalam upaya mencari kebenaran ilmu yang diusungnya.

PERBEDAAN KESADARAN

Keragaman dan perbedaan antara satu pengetahuan dengan pengetahuan lain sering bertentangan atau dipertentangkan. “Pertentangan” antar-ilmu pengetahuan ini disebabkan karena cara, proses, dan sumber (epistemology) ilmu pengetahuan sendiri yang berbeda memang tidak bisa dihindari. Dilihat dari sumbernya, berbagai kategori telah berkembang, seperti sumber ilmu pengetahuan yang berasal dari barat dan timur, ilmu pengetahuan tradisional dan modern, dan kategori lainnya. Sumber ilmu pengetahuan barat yang berasal dari proses pemikiran yang rasional dan empiris, berbeda dengan sumber ilmu pengetahuan timur yang berasal dari intuisi dan wahyu; Sebagai contoh, teori kepribadian barat yang dinilai bersifat relatif dan tidak mutlak, berbeda dengan teori sufis dari timur yang dinilai bersifat mutlak. (http://pts.com.my/v2/modules.php?name=News&file=article&sid=169)

“Pertarungan” antarkedua kutub terus berlangsung, masing-masing merasa yang paling benar. Hal ini disebabkan oleh karena kedua “kutub” masing-masing menggunakan terminology dan indicator yang berbeda dalam menentukan kebenaran dari ilmu yang dikembangkannya. Teori kepribadian sufis, misalnya, menilai dirinya sebagai teori yang universal karena tidak dibatasi oleh ruang dan waktu, dan dapat diterjemahkan ke dalam realitas kehidupan. Sedangkan teori saintifik modern lebih terbatas oleh waktu, tertutama bila tidak didukung oleh penemuan-penemuan terbaru.

Para filosof Islam, misalnya, meyakini bahwa Islam memiliki sejumlah pilar utama dalam pencarian kebenaran (epistemologi), salah satunya adalah tasawuf. Aspek epistemologi Islam ini dapat dijadikan sebagai alternatif di jaman modern ini dimana kebanyakan manusianya telah dikuasai oleh hegemoni paradigma ilmu pengetahuan positivistic-empirisme dan budaya barat yang materialitik dan sekularistik. Al-Hussaini menilai bahwa filsafat pengetahuan barat yang hanya menilai keabsahan ilmu pengetahuan semata-mata yang bersifat induktif-empiris, rasional-deduktif, dan pragmatis, serta menafikkan atau menolak ilmu pengetahuan non-empiris dan non-positivisme, merupakan suatu masalah yang akut. Karena pada saat paradigma ini berhasil menemukan cabang disiplin suatu ilmu, maka penemuannya sering mereduksi sebuah kenyataan menjadi hanya kumpulan fakta dan bersifat material. Adam Smith, misalnya, pada saat bicara teori ekonomi, ia bicara tentang prinsip “mekanisme pasar”, dan Charles Darwin dalam biologi berbicara tentang “mekanisme evolusi”. Jelas ini menampikkan peran Penguasa, Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah mengatur seluruh sendi kehidupan manusia. Dengan kata lain, paradigam mekanistik-materialistik telah mengesampingkan Tuhan dari wacara keilmuan dan mempromosikan sekularisme (Al-Hussaini, 2007)

Kondisi, sebagaimana yang digambarkan di atas, mendorong digunakannya berbagai cara, proses dan sumber ilmu (epistemologi) yang menyeluruh (holistik) dan komprehensif. Dengan demikian, maka pengembangan epistemology berwawasan holistik akan kebenaran pengetahuan selalu bersifat intersubjektif, dimana keberadaan suatu ilmu tidak direduksi ke dalam satu aspek kebenaran dan kepastian tertentu saja. Hal ini sejalan dengan esensi dari epistemologi, yaitu suatu usaha membiarkan pikiran untuk mencapai pengenalan akan esensinya sendiri, dan berusaha mengekspresikan dan menunjukkan kepada dirinya sendiri tentang dasar-dasar kepastian yang sifatnya utuh, kokoh, dan holistik (Watloly, 2001)

KEBENARAN PENGETAHUAN YANG RELATIF

Prinsip holistik bermaksud menunjukkan bahwa pengetahuan mempunyai sifat analogis. Kehadiran pengetahuan tidak dinyatakan secara sama, misalnya pengetahuan di dalam persepsi indrawi tidak sama seperti pengetahuan abstrak atau pengalaman moral. Karena panca indra manusia yang merupakan satu-satunya alat penghubung manusia dengan realitas eksternal terkadang atau senantiasa melahirkan banyak kesalahan dan kekeliruan dalam menangkap objek luar. Kesadaran tidak bersifat subjektif murni, tetapi memiliki keterarahan kepada yang lain yang bukan-diri yang sesungguhnya dan mempunyai tingkat kejelasan yang berbeda.

Para saintis umumnya cenderung memaksakan adanya suatu jenis epistemology tertentu yang benar-benar pantas disebut pengetahuan. Mereka menekankan adanya jaminan metode dan ukuran kebenaran tertentu saja yang dapat menentukan ketepatan dan kejelasan suatu kebenaran ilmiah. Hal ini berakibat pada sikap yang cenderung menolak kebenaran lainnya dan hanya memandangnya sebagai sesuatu yang mendekati kedudukan ilmiah (Greg Soetomo, 1995: 14). Cara demikian ini sangat tidak memadai karena untuk menghasilkan suatu definisi yang pasti dan tetap mengenai pengetahuan adalah hal yang tidak mungkin.

Pengetahuan manusia selalu bersifat dialogis. Sifat analog dalam pengetahuan mensyaratkan bahwa sifat awal yang tepat bagi ilmuwan adalah kerendahan hati di dalam menghadapi pengalaman dengan sikap keterbukaan total.

Prinsip holistik mensyaratkan bahwa dibutuhkan sikap kehati-hatian dalam rangka mencari pernyataan-pernyataan epsitemologis yang lebih pasti. Tidak ada kebenaran yang sifatnya mutlak dalam setiap pernyataan pengetahuan yang bersifat reduksi sektoral, walaupun adalah hak setiap orang untuk membuat pernyataan atau penegasan. Tidak ada kebenaran dan kepastian yang sifatnya “exemplaris” (tidak selamanya A=A, bersifat analog bukan univok), sebab kebenaran dan kepastian itu penuh nuansa dan membangun perspektif.

Dalam filsafat ilmu, kita mengenal tiga macam kebenaran, yaitu: (1) kebenaran deduktif atau bisa disebut juga kebenaran subjektif/otoritatif/deklaratif; (2) kebenaran naratif atau transmisif; (3) kebenaran induktif atau objektif/konklusif. Tiga jenis kebenaran ini bisa berkaitan namun tak bisa dicampuradukkan (Fahmi, http://famhar.multiply.com/journal/item/56) Sedangkan dalam epistemology Islam, konsep kebenaran ilmu pengetahuan di samping mencakup kebenaran korespondensi, koherensi dan pragmatisme, juga yang bersifat spiritual-ilahiyah. Artinya sumber ilmu pengetahuan, selain mungkin didapat melalui akal rasional, dan empiris inderawi (observasi) juga niscaya didapatkan dan diperkuat melalui petunjuk wahyu (kitab suci), pelajaran sejarah, latihan-latihan ruhani, penyaksian dan penyingkapan ruhaniyah. Seperti kata Jalaludin Rumi, seorang sufi agung, kaki rasionalisme semata adalah kaki kayu yang rapuh untuk meraih ilmu pengetahuan dan kebenaran (Al-Hussani, 2007)

Prinsip holistik menunjukkan bahwa karena isi pernyataan muncul dari sisi eksistensi dan eksistensi bersifat analog, maka sifat pengetahuan pun harus analog. Dibutuhkan kerendahan hati dan keterbukaan total karena setiap objek persepsi tidak dapat hadir secara tepat sama (univok).

Hanya dengan kesadaran moral, orang dapat mengenali kesalahan moral. Hanya kesadaran estetiklah yang dapat menyadari kesalahan estetik dan seterusnya.

Epistemologi, pada hakikatnya, merupakan ekspresi reflektif diri pribadi atau pengalaman pribadi yang perlu pemurnian terus menerus tanpa melenyapkan nilai epistemologisnya. Penegasan ini sekaligus menunjukkan bahwa elemen pokok dalam proses pemurnian pengetahuan adalah dialog antarbudi.

PERLUNYA KERJA SAMA

Prinsip holistik dalam pengembangan ilmu mensyaratkan perlunya kerja sama antarberbagai jenis epistemology yang sifatnya khusus. Melalui kerjasama akan diperoleh ilmu yang lebih baik, karena masing-masing epistemologi akan memberikan kontribusinya dan saling mengisi. Menurut hakikat dan strukturnya sebagai pengetahuan ilmiah atau “ilmu” (scince) maka pengetahuan (jenis-jenis epistemology yang sifatnya khusus) harus bersifat terspesialisasi.

Kemajemukkan dan keanekaragaman aspek kemanusiaan mengisyaratkan perlunya kerja sama antara semua jenis epistemologi khusus karena semuanya saling terkait dan saling membutuhkan. Van Melsen selanjutnya menekankan bahwa spesialisai dalam ilmu pengetahuan (jenis-jenis epistemology yang khusus) biasanya terjadi karena ilmuwan membatasi diri pada satu wilayah tertentu saja. Setiap jenis epistemology khusus berbeda satu sama lain karena menggunakan metode atau cara pandang (objek formal)-nya masing-masing yang sangat berlainan untuk menyelidiki, melukiskan, dan mengerti realitas manusia sebagai objek material. Akibatnya masing-masing melakukan observasi dan eksperimen yang berbeda-beda terhadap objek material yang umumnya sama yaitu pada manusia.

Prinsip holistik bermaksud menjelaskan bahwa keanekaragaman epistemology itu penting dalam rangka saling memperkaya untuk menciptakan iklim kesatuan dalam berbagai jenis epistemology. Seandainya jenis-jenis epistemology yang beraneka ragam itu memetakan sebagian realitas, maka hanya perlu menggabungkan peta-peta itu supaya dapat diperoleh tujuan yang mencakup seluruh realitasnya.

Alasan yang kuat bagi epistemology untuk dikembangkan secara menyeluruh (holistik) karena terdapat sesuatu yang sifatnya bersama yang terdapat diantara jenis-jenisnya yang khusus.

Dalam filsafat Islam permasalahan epistemologi tidak dibahas secara tersendiri, akan tetapi, begitu banyak persoalan epistemologi dikaji secara meluas dalam pokok-pokok pembahasan filsafat Islam, misalnya dalam pokok kajian tentang jiwa, kenon-materian jiwa, dan makrifat jiwa. Dengan demikian proses kerjasama benar-benar diperlukan. Ilmu-ilmu yang dimiliki oleh manusia berhubungan satu sama lain, dan tolok ukur keterkaitan ini memiliki derajat yang berbeda-beda (Isyraq, http://isyraq.wordpress.com/2007/08/28/epistemologi-teori-ilmu-pengetahuan/)

KEUTUHAN PENGETAHUAN MANUSIA

Prinsip holistik juga mengakui bahwa betapa pun besarnya kemampuan bidang pengetahuan eksakta dengan teknologinya, tetap tidak dapat merangkum dan mencakup seluruh pengalaman manusia. Karena masing-masing bidang memiliki fokus, proses, dan sumber kajian yang berbeda. Pengetahuan, rasa citranya, perasaan terhadap keindahan, cinta dan kasih sayang, serta rasa harga diri manusia secara utuh tidak dapat dirangkum secara eksak. Ini menunjukkan tidak ada satupun bidang pengetahuan yang sempurna dan komprehensif. Masing-masing memiliki karakteristik sendiri, dengan segala kelebihan dan kekurangannya.

Masalah yang dihadapi manusia sangat kompleks, beragam baik jenis maupun tingkat kesulitannya. Oleh karena itu, setiap masalah manusia tidak dapat diselesaikan oleh salah satu disiplin secara sendiri-sendiri, apalagi hal itu dilakukan secara otonom, tertutup, dan terspisah dari disiplin lainnya. Prinsipnya, harus diberi tempat yang wajar untuk semua bidang pengetahuan kemanusiaan dengan sumbangsihnya sendiri, baik dalam hal objek maupun dalam hal metode. Keutuhan pengalaman manusia harus ditemukan kembali dan diteliti secara ilmiah. Dengan kata lain untuk mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi umat manusia diperlukan kerjasama antardisiplin ilmu yang dikembangkan dengan menggunakan epistemologi dan kebenaran yang beragam.

KESIMPULAN

· Perkembangan peradaban umat manusia didorong oleh adanya perkembangan ilmu pengetahuan yang beragam baik jenis maupun lingkupnya. Keragaman ilmu pengetahuan tersebut diakibatkan oleh fokus, proses, dan cara pengembangannya yang berbeda, dan dikembangkan untuk mengatasi masalah hidup manusia yang juga berbeda. Kondisi ini justru menghasilkan peradaban manusia menjadi lebih beragam dan kaya.

· Perkembangan ilmu yang beragam menghasilkan bipolaritas dalam ilmu itu sendiri. Pengkategorian ilmu tidak bisa dihindari, seperti sumber ilmu pengetahuan yang berasal dari barat dan timur; ilmu pengetahuan tradisional dan modern; ilmu yang bersifat induktif-empiris, rasional-deduktif, dan pragmatis.

· Aspek epistemologi Islam mengingatkan bahwa di jaman modern ini kebanyakan manusia telah dikuasai oleh hegemoni paradigma ilmu pengetahuan positivistic-empirisme dan budaya barat yang materialistik dan sekularistik, serta menampikkan peran Penguasa, Tuhan Yang Mahakuasa, yang telah mengatur seluruh sendi kehidupan manusia.

· Kemajemukan dan keanekaragaman karakteristik hidup dan kehidupan manusia, memerlukan ilmu yang berbeda yang saling bekerja sama secara komprehensif.



DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Y. Samantho al-Hussaini, Tasawwuf Sebagai Epistemologi , http://www.icas-indonesia.org/index.php?option=com_content&task=view&id=195&Itemid=1〈=iso-8859-1)

…….. http://pts.com.my/v2/modules.php?name=News&file=article&sid=169

Watloly, Aholiab. Tanggung Jawab Pengetahuan. Jakarta: Kanisius, 2001

Amhar, Fahmi. Penelitian, Kebenaran dan Kreativitas dalam Paradigma Islam. http://famhar.multiply.com/journal/item/56
Rohmat. Pendekatan Islam Dalam Ilmu Ekonomi: Tinjauan Beberapa Alasan Krusial. http://www.rohmat.web.id/?p=5
Isyraq. Epistemologi; Teori Ilmu Pengetahuan http://isyraq.wordpress.com/2007/08/28/epistemologi-teori-ilmu-pengetahuan/

Read More......

Kamis, 16 Oktober 2008

Gangguan Kepribadian Narsistik (makalah Kesehatan Mental) PAI UIN JKT

Orang dengan gangguan kepribadian Narsistik ditandai oleh meningkatnya rasa kepentingan diri dan perasaan kebesaran yang unik.

Epidemiologi
Menurut DSM-IV, perkiraan prevalensi gangguan kepribadian narsistik terentang antara 2 sampai 16 persen dalam populasi klinis dan kurang dari 1 persen dalam populasi umum. Mungakin terdapat resiko yang lebih tinggi dari biasanya pada keturunan orang tua dengan gangguan ini yang menanamkan pada anak-anaknya rasa kemahakuasaan yang tidak relative, kebesaran, kecantikan, dan bakat. Jumlah kasus yang dilaporkan terus meningkat secara mantap.

Cirri-Ciri Klinis
Orang dengan gangguan kepribadian narsistik mungkin memiliki perasaan kebesaran akan pentingnya dirinya. Mereka menganggap dirinya sendiri sebagai orang yang khusus dan mengharapkan terapi yang khusus. Mereka menanggapi kritik secara buruk dan mungkin menjadi marah sekali jika ada orang yang berani mengkritik mereka, atau mereka mungkin tampak sama sekali acuh tak acuh terhadap kritik. Perasaan kebesaran nama mereka adalah mencolok. Persahabatan mereka adalah rapuh, dan mereka dapat menyebabkan orang lain geram karena mereka menolak untuk mematuhi aturan perilaku konvensional. Mereka tidak mampu menunjukan empati, dan mereka berpura-pura simpati hanya untuk mencapai kepentingan mereka sendiri. Memanfaatkan orang lain adalah sering ditemukan. Pasien memiliki harga diri yang rapuh dan rentan terhadap depresi. Kesulitan interpersonal, penolakan, kehilangan, dan masalah pekerjaan adalah stres-stres yang sering dihasilkan oleh orang Narsistik karena perilakunya¬¬- stres-stres yang tidak mampu dihadapi oleh mereka.

Pola pervasif kebesaran (dalam khayalan atau perilaku), membutuhkan kebanggaan, dan tidak ada empati, dimulai pada masa dewasa awal dan tampak dalam berbagai konteks, seperti yang ditunjukan dibawah ini :
(1) Memiliki rasa kepentingan diri yang besar (misalnya, pencapaian dan bakat yang berlebihan, berharap terkenal sebagai superior tanpa usaha yang sepadan).
(2) Preokupasi dengan khayalan keberhasilan, kekuatan, kecerdasan, kecantikan, atau cinta ideal yang tidak terbatas.
(3) Yakin bahwa ia adalah “khusus” dan unik serta dapat dimengerti hanya oleh, atau harus berhubungan dengan, orang lain (atau institusi) yang khusus atau memiliki status tinggi.
(4) Membutuhkan kebanggaan yang berlebihan.
(5) Memiliki perasaan bernama besar, yaitu mengambil keuntungan dari orang lain untuk mencapai tujuannya sendiri.
(6) Eksploitatif secara interpersonal, yaitu mengenali atau mengetahui perasaan dan kebutuhan orang lain.
(7) Tidak memiliki empati; tidak mau mengenali atau mengetahui perasaan dan kebutuhan orang lain.
(8) Sering merasa iri kepada orang lain atau yakin bahwa orang lain iri kepada dirinya.
(9) Menunjukan perilaku atau sikap yang congkak dan sombong.

Perjalanan Penyakit dan Prognosis
Ganggaun kepribadian Narsistik adalah kronis dan sukar untuk diobati. Pasien dengan gangguan harus secara terus menerus berhadapan dengan aliran Narsisisme mereka yang diakibatkan oleh perilaku mereka sendiri atau dari pengalaman hidup. Ketuaan dihadapi secara buruk, karena pasien menilai atribut kecantikan, kekuatan, dan kemudahan, pada mana mereka tergantung secara tidak sesuai. Dengan demikian mereka mungkin lebih rentan terhadap krisis kehidupan diusia pertengahan dibandingkan dengan kelompok lain.

Terapi
Psikoterapi. Pengobatan gangguan kepribadian narsistik adalah sukar, karena pasien harus meninggalkan narsisismenya jika ingin mendapatkan kemajuan. Dokter psikiatrik seperti Otto Kernberg dan Heinz Kohut menganjurkan pemakaian pendekatan psikoanalitik untuk mendapatkan perubahan; tetapi, banyak penelitian yang diperlukan untuk mengabsahkan diagnosis dan untuk menentukan terapi yang terbaik.

REFERENSI

KAPLAN DAN SADOCK, SINOPSIS PSIKIATRI (Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis), edisi ke-7 jilid II. Binarupa Aksara, Jakarta, 1997.

Read More......

Agama Yahudi (makalah PAI smester 7 kelas Pemikiran) UIN SYAHID JKT

Agama ini dinamakan menurut nama kepala salah satu suku di Israel, suatu agama yang kemudian dipeluk oleh bangsa Israel yang sekarang membenuk sebuah Negara yang bernama Negara Israel.
Dari segi silsilah keturunan, memang agama ini dibawa oleh salah seorang nabi yang mempunyai garis keturunan dari Ishaq, salah satu putra dari nabi Ibrahim. Agama ini telah berusia lebih dari 33 abad sampai abad ini, oleh karena agama tersebut diajarkan oleh Musa pada abad ke-13 SM dan kira-kira pada abad ke-4 sesudah nabi Ibrahim meninggal dunia. Musa sebagai seorang rasulullah adalah dibesarkan oleh Islam dan Kristen. Dengan demikian beliau sudah pasti membawa agama lurus dan haq atas dasar kewahyuan yang diterima dari Allah. Dengan alasan berbagai macam, sarjana-sarjana Barat yang beragama Kristen memandang agama Yahudi menjadi induknya agama Islam dan agama Kristen. Tetapi anehnya pada masa sekarang hanya memperoleh pengikut pada lingkungan terbatas, yaitu pada bangsa Israel saja yang jumlahnya lebih kurang 4 juta jiwa, itupun disebabkan oleh adanya perasaan Chauvimisme dan Zionisme.

1. Pokok-Pokok Ajaran Agama Yahudi
Agama Yahudi sebenarnya merupakan kelanjutan ajaran kewahyuan yang pernah diturunkan oleh tuhan kepada nabi Ibrahim, juga memang agama-agama wahyu dimanapun selalu mempunyai ciri-ciri yang sama dalam prinsip-prinsip ajarannya. Dalam apa yang disebut “Perjanjian Ibrahim dengan Tuhan” telah disebutkan beberapa prinsip tentang kehidupan yang benar, dan bilamana janji-janji tersebut dipenuhi, tuhan akan memberikan pahala, baik didunia maupun diakhirat. Misalnya tuhan akan memberikan tanah kana’an yang subur untuk anak cucu Ibrahim adalah salah satu pemenuhan janji tersebut.
Agama Yahudi terkenal dengan agama monotheisme mutlak (tauhid) yang meletakkan dasar kepercayaan kepada tuhan yang maha Esa pada tempat pertama. Setiap orang Yahudi yang akan mengerjakan sesuatu pekerjaan, harus lebih dahulu mengucapkan “shemah” yaitu ucapan sebagai berikut :
“dengarkanlah hai bangsa Israel, tuhan kita yang kita sembah adalah maha Esa”
Nabi Musa setelah membebaskan bangsa Israel dari perbudakan Mesir Kuno, kemudian membawa pengikut-pengikutnya ke Lembah Bukit Sinai (Tursina) dimana ia menunjukkan kepada mereka dua buah papan yang bertuliskan 10 perintah tuhan atau yang disebut oleh orang barat dan orang Kristen adalah “Ten Comindments” yang mengandung pengertian sebagai berikut :
a) Saya adalah tuhanmu yang kamu sembah, yang telah membawa kamu keluar dari tanah Mesir, keluar dari rumah belenggu; kau tidak mempunyai tuhan selain aku.
b) Kamu tidak boleh membuat persamaan atau menyamarkan segala sesuatu yang ada dilangit sebelah atas, atau diatas bumi, atau apa-apa yang ada dalam air, dibawah bumi dengan tuhan.
c) Kamu tidak boleh menyia-nyiakan nama tuhanmu.
d) Ingatlah hari sabath, untuk disucikannya.
e) Hormatilah ayah ibumu.
f) Kamu dilarang membunuh
g) Kamu dilarang mencuri
h) Kamu dilarang bersaksi palsu
i) Kamu dilarang berbuat zina
j) Kamu dilarang bernafsu lobak tamak terhadap milik orang lain
Kemudian ten comendement ini dijadikan inti ajaran kitab taurat dan dijadikan sumberhukum yahudiserta kepercayaan dan ethiknya. Dengan comendement ini pula orang Yahudi telah membuang faham agama bangsa primitif.
Adapun pokok0pokok agama yahudi telah mengalami perubahan beberapa kali sejak dari permulaan, menurut salah seorang sarjana yahudi yang pernah menjadi direktur lembaga kebudyaan yahudi Joseph Gerr dalam bukunya ”what the great religion believe” p. 114 adalah sebagai berikut :
“kepercayaan orang yahudi telah mengalami perubahan beberapa kali sejak dari permulaan sampai sekarang ini, ada beberapa kepercayaan dan upacara-upacara yang telah di tinggalkan. Dan beberapa yang telah dirubah dan disusun disesuai dengan kebudayaan yang mana agama tersebut mengandung hubungan-hubungan, sehingga kebudayan ataupun upacar-upacara tersebut mengalami pengertian yang baru.Tetapi ada beberapa kepercayaan kuno yang tersusun dalam tradisi yang masih tetap merupakan warisan masa lampau dan masih tetap mendapatkan pengikut-pengikutnya yang setia”
Dengan demikian agama yahudi pada masa sekarang atau masa-masa selanjutnya sudah tak dapat lagi disebut sebagai agama wahyu, karena telah mengalami perubahan-perubahan yang dilakukan oleh pengikut-pengikutnya sendiri. Seperti halnya yang dikatakan dalam sebagian kitab taurat 33/50-53, dikatakan, “Tuhanmu telah berfirman kepada Musa….. katakanlah kepada Bani Israil, kamu sekalian menyebrangi negeri Urdu ke tanah Kan’an,maka usirlah penduduk setempat dengan paksa, dan hapuslah segala hasil karya mereka, keluarkanlah bangunan-bangunannya, rebutlah tanahnya, dan tinggallah disana,karena sesungguhnya aku memberi tanah kepada kalian semua untuk dimiliki hanya oleh kalian. Jika kita teliti lebih seksama ajaran lama yang tidak diperkenankan untuk membunuh,tetapi dalam kitab taurat yang telah diperbaharui ini justru menyuruh untuk membunuh. Dan hal ini amatlah mustahil jika benar ini adalah wahyu dari Tuhan.
2. pengertian Tentang Tuhan
konsepsi musa tentang ketuhanan memberi petunjuk-petunjuk yang berbeda dengan pandangan dewa-dewa dari bangsa-bangsa Israel pada masa sebelumnya bahkan juga konsepsi ketuhanan dari bangsa-bangsa babilonia, Mesir, Asyiria, dan Mediterania.yang pada masa itu mempertuhankan benda-benda serta kekuatan alam sekitar.
Musa dating membawa agama yang memberantas konsepsi ketuhanan yang sesat itu dan menggantikannya dengan konsep ketuhanan Monotheisme (tauhid). Didalam kitab perjanjian lama, berkali-kali di tegaskan bahwa Tuhan itu hanya satu yaitu Yahweh yang membebaskan bangsa Israel dari perbudakan bangsa Mesir (Deut 33:29).
Penggambaran tuhan dalam bentuk manusia (anihropomorphisme) juga dilarang oleh agama ini, karena manusia tidak memiliki sifat seperti Tuhan. Jnd. Anderson dalam bukunya “the world religion” menyatakan bahwa tuhan agama yahudi itu adalah pribadi sempurna bebas dari batasan-batasan dan jauh dari ketidaksempurnaan. Ia adalah ruh yang murni, dan jiwa universum. Agama yahudi menunjukan bahwa alam dan semua fenomena-fenomena (gejala-gejalanya) merupakan bukti adanya tuhan pencipta alam.”
3. Adat dan Undang-Undang Penganut Yahudi
Kebanyakan penganut yahudi mengikuti peraturan dalam memilih makanan yang tertulis didalam taurat yang melarang campuran susu dengan gdaging, daging babipun dilarang dalam agama yahudi. Makanan yang disediakan harus menuruti undang-undang tersebut, dan daging harus di sembelih oleh kaum Rabi yang dinamakan Kasyer.
Anak laki-laki diharapkan juga untuk di sunat (sewaktu masih bayi) seperti perjanjian nabi Ibrahim as. Dengan tuhan. Apabila seorang anak laki-laki sudah mencapai kematangan dia akan dirayakan karena menjadi anggota masyarakat yahudi dalam upacara yang disebut Barmutzyah. Setelah kematian seseorang, orang-orang yahudi akan mengadakan satu minggu berkabung dimana mereka membaca Kodish. Agama dan masyarakat saling berkaitan didalam masyarakat yahudi, misalnya pengambilan riba’ dianggap berdosa sesame kaum yahudi, tetapi dibenarkan dengan mereka yang bukan yahudi.
4. Kaum Yahudi Utama Dewasa Ini
Kaum yahudi yang paling utama dewasa ini adalah :
 Ashkenazim, yaitu bentuk plural dari ashkenaz dari bahasa ibrani yang berarti Jerman, yaitu orang yahudi eropa terutama eropa timur, bahasa yang mereka pakai adalah bahasa yudish. Zaman sekarang kelompok Ashkenazim di eropa sudah hamper punah, mereka banyak di dapati di AS dan Israel. Kaum Ashkenazim sebagai sebuah kaum yang cukup tertutup banyak yang mengidap penyakit keturunan. Tetapi salah satu penyakit turunan yang berhubungan dengan penyakit otak, membuat mereka memiliki skor IQ tertinggi di dunia.
 Sefordim, merupakan bentuk plural dari spharad yang berarti Spanyol, ini mengartikan orang yahudi afrika utara dan timur tengah. Keluarga merupakan hal yang paling utama dan mereka harus bersembahyang pada hari sabtu (sabath). Antara jum’at sore hingga sabtu sore mereka akan menyalakan lilin dan meminum anggur serta roti yang telah diberkati. Disamping sabath, hari besar lainnya adalah Rosh Hasanah (Tahun baru), Dar Yom Kippur (hari penerimaan tobat).
5. Perbedaan Yahidi Dengan Zionis
Zionisme munculpada abad ke-19. dua hal yang menjadi ciri menonjol Eropa abad ke-19, yakni rasisme dan kolonialisme, telah pula berpengaruh pada zionisme. Zionisme adalah ideolologi yang jauh dari agama. Orang-orang yahudi yang merupakan para mentor ideologis utama dari zionisme, memiliki keimanan yang sangat lemah terhadap agama mereka. Bahkan kebanyakan dari mereka adalah ateis. Mereka menganggap agama yahudi bukan agama tetapi sebagai nama suatu ras. Mereka meyakini bahwa masyarakat yahudi mewakili suatu ras tersendiri dan terpisah dari bangsa-bangsa Eropa. Dan karenanya, mustahilbagi orang yahudi untuk hidup bersanma mereka, sehingga bangsa yahudi memerlukan tanah air tersendiri bagi mereka.
Titik awal dari zionisme yang melakukan tindakan biadab ini bukanlah agama yahudi, tetapi Darwinisme social, sebuah ideology rasis dan kolonialis yang merupakan warisan dari abad ke-19. Darwinisme social meyakini adnya perjuangan atau peperangan yang terus-menerus diantara manusia. Dengan mendoktrinasikan kedalam otak mereka pemikiran “ yang kuat akan menang yang lemah pasti terkalahkan”, ideology ini telah menyeret bangsa jerman kepeda Nazisme, sebagaimana orang yahudi kepada zionis.

Read More......

Fiqh Mawaris PAI semester 3 uin jkt (makalah : Sumber Ilmu Mawaris)

Ilmu mawaris adalah ilmu yang mempelajari aturan mengenai pemindahan harta yang ditinggalkandari pihak yang telah meninggal kepada pihak yang masih hidup, dengan melihat ketentuan-ketentuan yng telah diatur sebelumnya.
Sumber ilmu mawaris :
1. Al-Qur'an (ayat-ayat tentang warisan)
Al-Qur'an merupakan kitab suci agama islam, dan pedoman bagi umat islam. Al-qur'an termasuk kedalam salahsatu ilmu mawaris, karena didalamnya terdapat pula tentang kewarisan.
2. Hadist (hadits-haits tentang warisan)
Hadits merupakan sumber hukum islam yang kedua setelah al-Qur'an. banyak sekali hadits-hadits rasulullah tentang pengaturan kewarisan.
3. Ijma'
Ijma' adalan kesepakatan para ulama, jika dalam konteksnya hadits dan Al-Qur'an kurang bisa mengena dengan permasalahan.
4. Ijtihad

Read More......
 

Home | Blogging Tips | Blogspot HTML | Make Money | Payment | PTC Review

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan - uinjkt © Template Design by Herro | Publisher : Templatemu